judul menu

Sabtu, 03 Oktober 2009

GREBEK SYAWAL

Saat sultan kanoman bersilaturahmi

Tarini, nenek dua cucu, segera berdiri kala sejumlah keluarga kesultanan Kanoman Cirebon, Jawa Barat, berjalan melintas menuju Bangsal Pasanggrahan di kompleks makam Sunan Gunung Jati di Astana Gunung Sembung, Kabupaten cirebon

Bagi tarini, kaki yang kesemutan karena duduk berjongkok, berdesak-desakan denan ratusan orang di depan Bangsal Pasangrahan. Tujuan mereka sama, ingin mendapat berkah dari Sultan Kanoman Cirebon yg melakukan ritual ziarah kubur Grebeg Syawal

Mereka yakin, apa saj yang mereka dapatkan dan berikan dalam ritual akan mendatangkan kemakmuran dan perlindungan bagi keluarga. Banyak dari mereka yang mencoba menyentuh dan menggapa-gapai Sultan Kanoman XII

"Kalau ki a datang bertemu dengan Sultan Kanoman pasti kita mendapat berkahnya," kata Tarini yang antusias bersiap berebut uang receh alam ritual surak atau sawer yang mengakhiri Grebeg Syawal Kesultanan Kanoman

Pencerahan
Demikian pula Rohaya (65) dari Karangampel, Indramayu, senang setia tahun bisa datang ke Grebeg Syawal. Selain melihat sultan, dia juga menyempatkan ziarah ke makam kerabat Sunan Gunung Jati untuk mendaptatkan pencerahan

Menurut RM Arief Rahman, sekretaris Yayasan Famili Kesultanan Kanoman Cirebon, Grebeg Syawl yang dilakukan setiap tanggal 8 bulan Syawal. Kebanyakan menganggap kesempatan untuk mendapatkan berkah. Padahal tujuan sebenarnya adalah untuk ziarah kubur Sunan Gunung Jati dan leluhur Sultan Kanoman

Ziarah dilanjutkan dengan silaturahim antarkerabat kesutltanan dan masyarakat umum. Sultan melemparkan uang receh yang boleh diambil oleh siapa saja, khususnya khalayak umum. " Ini adalah kesempatan Sultan bersilaturahmi dengan kerabat-kerabatnya,juga dengan masyarakat," ujar arief

Grebeg Syawal Kesultanan Kanoman dilakukan setelah kesultanan melakukan puasa sunah enam hari pada 2-7 Syawal. Puasa sunah di awal bulan Syawal dilakukan Sunan Gunung Jati sehingga sebagai keturunannya, meraka pun harus menjlankannya.

Ritual diwali dengan penyambutan Sultan oleh Pangeran Komisi PM Rokhim dan kerabat, yang dikawal para penjaga makam. Sultan berjalan menuju Pintu Pasujudan atau Lawang Gede. Pintu ini dibuka pada hari-hari tertentu yaitu pada Grebk Syawal dan Idul Adha. Masyarakat hanya boleh mengikuti Sultan sampai Lawang Gede atau pintu ketujuh

Di depan Lawang Gede. Masyarakat meyakini jika melempar uang, beras, dan bunga akan mendapatkan berkah yg melimpah.

Di kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu, parade "sewu kupat Sunan Muria" berlangsung meriah. Parade diawali dari kompleks makam dan masjid Sunan Muria, salah satu Wali Sanga. Begitu pula dengan acara serupa di lokasi sendang jodoh Bulusan Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus

Puncak perayaan Syawalan dan Kupatan, Minggu, ribuan pengunjung Taman Rekseasi Pantai Kartini dan perta Tasyakuran Laut dan Bumi memadati jalur pantai utara di Desa Tasikagung, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. keramaian itu menyebabkan arus lalu lintas di jalur itu padat merayap sekitar enam jam. (THT/SUP/HEN)



koran kompas,senin,28 september 2009, hal 22



BAYU HERMANSYAH
KELAS = 1IA02
54409766

Tidak ada komentar: