judul menu

Minggu, 26 September 2010

Digital theory: theorizing New Media

Pada postingan kali ini,saya akan membuata resume dari bab

Digital theory: theorizing

New Media



Di dalam kurun waktu yang sangat lama ini, kita dihadapkan oleh bebagai pilhan yang sebenarnya boleh dikatakan serius ataupun biasa saja. Karena di dalam postingan saya ini membuat resume dari bab Digital theory,maka saya membuatnya secara ringakas tetapi bisa dimengerti oleh pembaca,khususnya untuk saya sendiri. Kiata ambil contoh saja di Indonesia sendiri, media banayak sekali berperan dalam kemajauaan bangsa Indonesia. contoh konkritnya dlam kemerdekaan Indonesia,berita kemerdekaan Indonesia tersebar melalui radio, itu menandakan media sanagat berperan seakali dalm kehidupan sehari-hari. Bahkan di ssat saat ini, media banyak sekali peranannya.

Modernism and ‘old media’ = Modernisme dan 'media lama'

Modernisme sendiri ialah konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya di zaman modern. Walaupun demikian, 'modernisme' pada umumnya dilihat sebagai reaksi individu dan kelompok terhadap dunia 'modern', dan dunia modern ini dianggap sebagai dunia yang dipengaruhi oleh praktek dan teori kapitalisme, industrialisme, dan negara-bangsa.

Media adalah, segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Tetapi media lama itu tidak berbeda jauh dengan media baru, yang haya berubah hanyalah cara dan tampilann nya saja, itu menurut saya sendiri.

Modernisme seni di Eropa telah dimulai sejak tahun 1800an. Di awal Perang Dunia ke 1, tekanan dan ketidaknyamanan keadaan sosial yang terjadi seperti saat Revolusi Rusia, telah memunculkan pergerakan – pergerakan radikal dalam seni yang menolak kebiasaan – kebiasaan lama. Dimulai ketika Komposer ternama Rusia Igor Stravinsky di tahun 1913 mencoba memunculkan pertunjukan yang menunjukan manusia yang menjadi korban, serta Pablo Picasso dan Paul Matisse yang menolak sistem perspektif traditional yang a ciri khas lukisan terstruktur, hal seperti ini bahkan belum pernah dilakukan oleh para pelukis impresionis sekelas Cezanne sekalipun. Inilah yang mulai memperjelas apa yang sebenarnya diistilahkan sebagai “Modernism”, yaitu penolakan serta pergerakan terhadap kesederhanaan gaya Realis dalam literature dan seni, serta mengubah tonality dalam musik.

Kalau di indonesia sendiri, modernisme sanagatlah teretinggal dari modernisme di Eropa ataupun di bagian negara manapn, karena Indonesia adalah negara yang ber adatkan ke Timur, berbeda dengan negara yang ke barat an, tapi tidak selamanya negara timur jauh dari modernisme, contohnya Jepang, Korea selatan,India, Thailand,dll

Berpusat pada Tuhan pengertian tentang dunia yang telah membantu mendefinisikan masyarakat manusia di masa lalu. Ide seperti evolusi dalam biologi, komunisme dalam politik, teori relativitas
fisika dan bidang muncul dari psikoanalisis mencoba untuk menjelaskan alam semesta dalam
ilmiah atau quasi-ilmiah istilah. Dengan cara ini, modernisme cenderung untuk menantang dan
merevolusi mistisisme agama dunia pra-industri.Dengan keyakinan dalam keniscayaan ilmiah kemajuan, banyak aspekmodernisme cenderung memiliki keyakinan yang optimis dalam kuasa modernitas untukmengubah kehidupan manusia menjadi lebih baik. Namun, karena abad kedua puluh berkembang, sehingga efek ilmu pengetahuan dan industrialisasi pada kehidupan manusia

Ada banyak contoh yang mencerminkan penghinaan modernisme untuk media, namun
mungkin salah satu kelompok yang paling terkenal intelektual untuk mengambil sikap ideologis
adalah 'Sekolah Frankfurt. Diasingkan dari Jerman ke Amerika selama Kedua
Perang Dunia, kelompok Marxis Eropa dikejutkan budaya massa bagaimana Amerika
berbagi banyak kesamaan dengan produk-produk dari produksi massal. Secara khusus, The
Sekolah Frankfurt suka melihat media sebagai produk standar industrialisasi.

Postmodernism and New Media

Postmodernisme, menurut pandangan saya adalah,, dimana kadaan daam suatu masyarakat modern yang mengrritik segala sesuatu yang berhubungan dengan yang berbau moderenisasi, karena efek modernisme itu, masyarakat banyak yang ragu, bahkan tidak setuju akan modernisme. Kita ambil contoh saja dari yangdekat dahulu, banyak orang tua murid ataupun wali murid yang tidak setuju anaknya memiliki telepon sellular yang bagus, di khawatirkan akan membuat anak itu menjadi malas dan juga bisa menyimpan sesuatau yang berbau pornografi.

Menurut Pauline Rosenau (1992) mendefinisikan: postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas.Yaitu pada akumulasi pengalaman peradaban Barat adalah industrialisasi, urbanisasi, kemajuan teknologi, negara bangsa, kehidupan dalam jalur cepat. Teoritisi postmodern cenderung menolak apa yang biasanya dikenal dengan pandangan dunia (world view), metanarasi, totalitas, dan sebagainya. Seperti Baudrillard (1990:72) yang memahami gerakan atau impulsi yang besar, dengan kekuatan positif, efektif dan atraktif mereka (modernis) telah sirna.

Postmodernis biasanya mengisi kehidupan dengan penjelasan yang sangat terbatas atau sama sekali tidak ada penjelasan. Namun, hal ini menunjukkan bahwa selalu ada celah antara perkataan postmodernis dan apa yang mereka terapkan. Sebagaimana yang akan kita lihat, setidaknya beberapa postmodernis menciptakan narasi besar sendiri. Banyak postmodernis merupakan pembentuk teoritis Marxian, dan akibatnya mereka selalu berusaha mengambil jarak dari narasi besar yang menyifatkan posisi tersebut. Ketiga, pemikir postmodern cenderung menggembor-gemborkan fenomena besar pramodern seperti emosi, perasaan, intuisi, refleksi, spekulasi, pengalaman personal, kebiasaan, kekerasan, metafisika, tradisi, kosmologi, magis, mitos, sentimen keagamaan, dan pengalaman mistik. Seperti yang terlihat, dalam hal ini Jean Baudrillard (1988) benar, terutama pemikirannya tentang pertukaran simbolis (symbolic exchange). Keempat, teoritisi postmodern menolak kecenderungan modern yang meletakkan batas-batas antara hal-hal tertentu seperti disiplin akademis, budaya dan kehidupan, fiksi dan teori, image dan realitas. Kajian sebagian besar pemikir postmodern cenderung mengembangkan satu atau lebih batas tersebut dan menyarankan bahwa yang lain mungkin melakukan hal yang sama.

Perubahan dalam masyarakat pasca-industri telah jelas mempengaruhi cara yang
teori kritis sekarang memahami dan conceives peran media yang saat ini
bermain di masyarakat. Secara khusus, telah terjadi pergeseran yang jelas jauh dari budaya
pesimisme yang pernah mendefinisikan pendekatan modernis ke media ditemukan di suka
dari Sekolah Frankfurt.

Kesimpulan

Modernisme ialah konsep yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya di zaman modern. dan dunia modern ini dianggap sebagai dunia yang dipengaruhi oleh praktek dan teori kapitalisme, industrialisme, dan negara-bangsa. Media adalah, segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Tetapi media lama itu tidak berbeda jauh dengan media baru, yang haya berubah hanyalah cara dan tampilann nya saja,

Teori Media Baru masih dalam tahap awal pengembangan dan adabanyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan memperluas beberapa argumen dasar yang ditetapkan di sini
dan di tempat lain dalam buku ini. Namun, saya berharap bahwa apa yang jelas sekarang adalah bahwa sejak yang konsepsi, media telah dianalisis dan diuji melalui kebanyakan seluruh beragam sekolah

Jika Postmodernisme terjadi, maka hal yang kita lakukan, kita harus banayak berfikir positif terhadap media baru dan efek dar modernisme. Dan kita juga harus waspada terhadap sesuatu yang akan terjadi nanti

http://id.wikipedia.org/wiki/Modernisme

http://sos-ant.blogspot.com/2010/01/pengertian-post-modernisme.html






Tidak ada komentar: